#ChartOfTheWeek minggu ini membandingkan harga dan penjualan triwulanan @Pepsi dan @CocaCola tahun ini setelah kampanye aktivis baru-baru ini di PepsiCo oleh Elliott Investment Management. Pada 2 September 2025, Elliott Investment Management meluncurkan kampanye aktivisme profil tinggi yang menargetkan PepsiCo (PEP), mendesak perusahaan untuk melakukan reformasi strategis dan operasional yang menyeluruh. Dalam surat terbuka dan presentasi investornya, Elliott berpendapat bahwa terlepas dari merek global ikonik PepsiCo dan jejak internasional yang kuat, operasi perusahaan di Amerika Utara, terutama unit minuman (PBNA), telah tertinggal dari rekan-rekan dalam pertumbuhan penjualan dan efisiensi operasional selama lebih dari satu dekade. Elliott berpendapat bahwa jaringan pembotolan PBNA yang terintegrasi secara vertikal tidak efisien secara struktural, dan portofolio merek dan SKU terlalu luas, mengakibatkan peluang yang terlewatkan dan hilangnya pangsa pasar. Selain itu, unit makanan Amerika Utara (PFNA) Pepsi, yang pernah menjadi mesin laba yang kuat, telah mengalami pertumbuhan dan kompresi margin yang lebih lambat karena investasi berlebih dan kompleksitas operasional. Elliott mengusulkan rencana perubahan haluan lima bagian, termasuk refranchising pembotolan PBNA, rasionalisasi portofolio yang agresif, investasi yang ditargetkan dalam pemasaran dan inovasi, komunikasi yang lebih jelas dengan target keuangan yang dapat diukur, dan praktik tata kelola yang lebih kuat. Elliott mengklaim strateginya dapat membuka kenaikan hingga 50% dalam harga saham, memposisikan keterlibatannya sebagai kolaboratif. Sejauh ini pada tahun 2025, harga saham dan pertumbuhan penjualan PepsiCo berkinerja buruk dibandingkan dengan saingannya Coca-Cola (KO). Pada Agustus 2025, saham PepsiCo turun hampir 6% year-to-date, sementara Coca-Cola telah naik hampir 9%. Demikian pula, penjualan Pepsi telah turun 18,2% dari Q4 2024 hingga Q2 2025, sementara Coca-Cola mengalami peningkatan 12,4% pada periode yang sama. Kampanye Elliott menggambarkan meningkatnya tekanan pada merek konsumen mapan untuk beradaptasi dengan pergeseran dinamika pasar, merampingkan operasi, dan memberikan nilai yang lebih besar kepada pemegang saham. Seiring dengan meningkatnya intensitas persaingan dan preferensi konsumen berkembang, perusahaan besar seperti PepsiCo mungkin menemukan diri mereka mengevaluasi kembali strategi inti dan struktur operasional mereka sebagai tanggapan atas seruan untuk peningkatan kinerja dan akuntabilitas.